Jumat, 11 Juni 2010

matilah kau pengendali cinta = pengendali boneka

wahai kau pengendali boneka, ku harap kau dapat pergi dengan tenang, semoga kau kan abadi bersama para boneka yang mengabdi padamu dan semoga kau dapat mencari kebahagiaan mu sendiri :)

by : dowindha pravitri


hmm , aku berjalan di sebuah jalan yang sepi dan berbatu. fikiran ku melayang entah kemana, saat itu aku menatap langit yang sedang tak besahabat, aku melihat awan mengulum hitam dan matahari terasa malu-malu hingga menyembunyikan sinarnya di balik awan hitam. sesuatu berwarna putih menyambar-nyambar di atas kepala ku bagai langit yang terdengar murka.
yang ku tau saat itu bukan malam dan aku pun tau tak ada satu titik air pun yang turun membasahi tanah. sungguh aneh, saat aku tersadar aku sudah terlalu jauh berjalan tanpa arah.. aku merasakan ada sesuatu yang menatapku dari arah belakang, ketika ku membalikkan tubuh untuk melihat ada apa dibelakangku yang kulihat hanya sesosok lelaki yang tersungkur jatuh di jalan bebatuan itu, aku mengahmpirinya berniat untuk membantu dan menolongnya. tapi ketika ku menatap dia, tubuhnya sama sekali tak bergerak bagai manusia yang sudah tak bernyawa tapi matanya menatap ku seakan berkata 'tolong aku', mata itu masih bisa terbaca olehku, berarti dia masih hidup ! tetapi wajahnya sama sekali tak bisa ku lihat, karena langit yang gelap dan jalan yang kosong semakin terlihat sepi dan tak memungkinkan aku dapat mengenali wajahnya..
aku mengamati sosok orang itu, aku bingung ingin membantu apa. 'apa yang harus ku perbuat??' fikirku bingung. ketika kusadari ada seorang gadis sebaya denganku yang sedang menggenggam tangan lelaki itu, 'ya ampun, segelap itukah tempat ini sampai-sampai aku tak dapat melihat ada gadis disebelahnya?' batinku bertanya. tapi kurasa ada yang aneh dengan gadis itu, 'mengapa dia hanya menatap lelaki itu tanpa menolongnya atau membantunya untuk bangun dari tempat gelap ini? apa dia berfikiran sama dengan ku? mengapa dia tak menangis bukan kah lelaki ini adalah kekasihnya?' fikir batin ku lagi untuk yang kesekian kali. satu yang ku yakin dari sosok lelaki ini, dia mati hati dan mati batin tapi dia tidak mati jiwa .. jiwanya masih menyatu dengan raga tapi mengapa dia tidak bisa bangkit? hanya ada 2 kemungkinan, kemungkinan yang pertama adalah : dia mati hati dan mati batin hingga tak bisa berfikir lagi, otaknya tak mampu menahan segala beban .. kemungkinan yang kedua adalah : dia terkena karma atas segala perbuatan yang telah dia lakukan selama hidupnya .. tapi apa yang dia perbuat hingga dia terkena karma ??
akhirnya pertanyaan hatiku tak dapat lagi bisa ku bendung, aku menatap gadis itu dan bertanya ..
"apa yang tejadi padanya? mengapa kau tak menolongnya?" tanyaku padanya ..
"dia mati atas segala kesalahannya, biarkan saja dia seperti ini. percuma aku menolongnya, tapi dia tak pernah sekali pun melihatku." jawabnya, seraya membalikkan tubuhnya hanya untuk menatapku. 'oh ya tuhan, cantik sekali gadis ini' fikir ku dalam hati.
"apa yang telah diperbuatnya hingga kau mebencinya?" tanya ku lagi.
"aku? membencinya? tidak, dia lah yang membenciku, haha" dia berhenti berbicara dan tertawa, lalu melanjutkan ceritanya "dia dulu baik pada ku sangat baik, hingga membuatku jatuh cinta padanya, tapi isi hati seseorang mana ada yang tau. hati yang baik bisa menjadi jahat dan yang jahat sekalipun bisa menjadi sangat baik, dan dia salah satu tipe lelaki yang berhati baik tapi menjadi jahat karena pengaruh temannya. tak pernah kusangka bahwa dia menganggapku boneka. aku dipermainkan, aku ada disampingnya hanya untuk di maki dan di benci." jawabnya dengan tatapan yang kosong mengarah ke tanah ..
"mengapa kamu mau dijadikan boneka?" tanya ku sekali lagi.
"aku tak mengerti, mungkin cinta lah yang sudah membutakan mata hati ku, sungguh aku menyesal. aku lebih senang dia yang seperti ini tak bisa memaki ku lagi dan aku tak akan di persalahkan lagi karena sudah hadir di hidupnya. aku tak ingin dendam, tapi dia yang membuat ku dendam, setiap aku menatap matanya selalu saja aku merasa seakan-akan hidup aku tinggal sebentar lagi tinggal menunggu waktu kapan dia akan membunuhku, jujur bukan ini yang aku mau, aku hanya ingin dapat mengenal dia sebagai kakak yang aku sayang seperti dulu, bukan seorang adit yang seperti ini aku benci dia yang begini.." jawabnya, kali ini dengan tatapan yang sungguh tak bisa ku baca, dia marah, sedih. aku turut larut dalam kesedihannya.
"aku sungguh ingin melupakannya, tapi bayang kebaikannya selalu mengahmpiri diriku, dia yang mampu membangunkan ku di kala aku jatuh kini malah menjatuhkanku ke lubang yang lebih dalam dari lubang yang sebelumnya pernah ku jatuhi. tapi aku bersyukur mata ku sudah terbuka sebelum dia benar-benar membuatku hancur, sungguh kini aku merasa bebas tak ada lagi yang mengikat hatiku .. hanya saja tatapan dia yang tak pernah bisa ku hindari ." lanjutnya sambil menatap ku lalu menoleh kembali pada lelaki itu. iya membelai wajah lelaki itu lalu mulai berdiri dan mendekatiku .. "
"berhati-hatilah terhadap lelaki seperti dia. jangan pernah tertipu oleh wajah malaikat namun berhati iblis." ucapnya kepadaku sambil tersenyum pahit.
"siapa namamu? apa kau akan meninggalkannya disini?" tanyaku ..
"aku permata mardianti, ya, aku akan meninggalkannya. biarkan lelaki itu disini mati hati, batin, jiwa serta fikiran.. apa yang bisa dilakukan oleh pengendali boneka jika dia sudah kalah dalam permainannya sendiri? BUNUH DIRI! hahhaha" tawanyaa sambil berjalan pergi.
"tapi apakah benar kau tak lagi ingin membantunya?? aku yakin walau kau membencinya tapi dihatimu masih tersisa sedikit perasaan kasihan terhadapnya." ucapku tanpa sadar.
dia menoleh lagi pada ku kini dengan mata yang menerawang jauh, dia menatap langit yang sama sekali tak bersinar, "kau tahu? aku tak pernah merasa seperti ini sebelumnya, dia yang membuat ku mengucapkan kata 'i love you' namun, dia juga yang sudah membuat ku berkata 'HE JUST FU*KING BOY' , aku masih menyimpan sedikit perasaan terhadapnya tapi sepertinya rasa untuk membantunya sudah tak ada lagi dihatiku." ujarnya .. "lebih baik kau pulang daripada kau terus menerus disana hanya diam dan menatapnya, apa yang telah terjadi takkan mungkin lagi bisa diperbaiki dan biarkan dia mati karena pengendali boneka seperti dia memang pantas untuk mati." lanjutnya dengan tertawa ..
aku menatap lelaki itu sekali lagi, memperhatikan wajahnya yang tidak terlalu jelas. aku yakin dia baik tapi hanya karena pengaruh temannya dia bisa berubah jahat seperti apa yang dikatakan permata? sungguh keterlaluan ..
aku membalikkan badan ku, hendak beranjak pergi dari tempat itu. baru selangkah aku melangkahkan kaki terdengar suara orang berkata "maaf" dengan suara yang sangat lirih .. ketika aku menolehkan kepalaku kearah belakang, mata orang itu sudah tertutup rapat dan tak ada satu gerakan pun yang terlihat pada dirinya. dia mati. mati hati, mati jiwa, mati akal.. mungkin yang permata katakan adalah benar adanya .. 'pengendali boneka seperti dia memang pantas untuk mati' ...

*THE END*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 11 Juni 2010

matilah kau pengendali cinta = pengendali boneka

wahai kau pengendali boneka, ku harap kau dapat pergi dengan tenang, semoga kau kan abadi bersama para boneka yang mengabdi padamu dan semoga kau dapat mencari kebahagiaan mu sendiri :)

by : dowindha pravitri


hmm , aku berjalan di sebuah jalan yang sepi dan berbatu. fikiran ku melayang entah kemana, saat itu aku menatap langit yang sedang tak besahabat, aku melihat awan mengulum hitam dan matahari terasa malu-malu hingga menyembunyikan sinarnya di balik awan hitam. sesuatu berwarna putih menyambar-nyambar di atas kepala ku bagai langit yang terdengar murka.
yang ku tau saat itu bukan malam dan aku pun tau tak ada satu titik air pun yang turun membasahi tanah. sungguh aneh, saat aku tersadar aku sudah terlalu jauh berjalan tanpa arah.. aku merasakan ada sesuatu yang menatapku dari arah belakang, ketika ku membalikkan tubuh untuk melihat ada apa dibelakangku yang kulihat hanya sesosok lelaki yang tersungkur jatuh di jalan bebatuan itu, aku mengahmpirinya berniat untuk membantu dan menolongnya. tapi ketika ku menatap dia, tubuhnya sama sekali tak bergerak bagai manusia yang sudah tak bernyawa tapi matanya menatap ku seakan berkata 'tolong aku', mata itu masih bisa terbaca olehku, berarti dia masih hidup ! tetapi wajahnya sama sekali tak bisa ku lihat, karena langit yang gelap dan jalan yang kosong semakin terlihat sepi dan tak memungkinkan aku dapat mengenali wajahnya..
aku mengamati sosok orang itu, aku bingung ingin membantu apa. 'apa yang harus ku perbuat??' fikirku bingung. ketika kusadari ada seorang gadis sebaya denganku yang sedang menggenggam tangan lelaki itu, 'ya ampun, segelap itukah tempat ini sampai-sampai aku tak dapat melihat ada gadis disebelahnya?' batinku bertanya. tapi kurasa ada yang aneh dengan gadis itu, 'mengapa dia hanya menatap lelaki itu tanpa menolongnya atau membantunya untuk bangun dari tempat gelap ini? apa dia berfikiran sama dengan ku? mengapa dia tak menangis bukan kah lelaki ini adalah kekasihnya?' fikir batin ku lagi untuk yang kesekian kali. satu yang ku yakin dari sosok lelaki ini, dia mati hati dan mati batin tapi dia tidak mati jiwa .. jiwanya masih menyatu dengan raga tapi mengapa dia tidak bisa bangkit? hanya ada 2 kemungkinan, kemungkinan yang pertama adalah : dia mati hati dan mati batin hingga tak bisa berfikir lagi, otaknya tak mampu menahan segala beban .. kemungkinan yang kedua adalah : dia terkena karma atas segala perbuatan yang telah dia lakukan selama hidupnya .. tapi apa yang dia perbuat hingga dia terkena karma ??
akhirnya pertanyaan hatiku tak dapat lagi bisa ku bendung, aku menatap gadis itu dan bertanya ..
"apa yang tejadi padanya? mengapa kau tak menolongnya?" tanyaku padanya ..
"dia mati atas segala kesalahannya, biarkan saja dia seperti ini. percuma aku menolongnya, tapi dia tak pernah sekali pun melihatku." jawabnya, seraya membalikkan tubuhnya hanya untuk menatapku. 'oh ya tuhan, cantik sekali gadis ini' fikir ku dalam hati.
"apa yang telah diperbuatnya hingga kau mebencinya?" tanya ku lagi.
"aku? membencinya? tidak, dia lah yang membenciku, haha" dia berhenti berbicara dan tertawa, lalu melanjutkan ceritanya "dia dulu baik pada ku sangat baik, hingga membuatku jatuh cinta padanya, tapi isi hati seseorang mana ada yang tau. hati yang baik bisa menjadi jahat dan yang jahat sekalipun bisa menjadi sangat baik, dan dia salah satu tipe lelaki yang berhati baik tapi menjadi jahat karena pengaruh temannya. tak pernah kusangka bahwa dia menganggapku boneka. aku dipermainkan, aku ada disampingnya hanya untuk di maki dan di benci." jawabnya dengan tatapan yang kosong mengarah ke tanah ..
"mengapa kamu mau dijadikan boneka?" tanya ku sekali lagi.
"aku tak mengerti, mungkin cinta lah yang sudah membutakan mata hati ku, sungguh aku menyesal. aku lebih senang dia yang seperti ini tak bisa memaki ku lagi dan aku tak akan di persalahkan lagi karena sudah hadir di hidupnya. aku tak ingin dendam, tapi dia yang membuat ku dendam, setiap aku menatap matanya selalu saja aku merasa seakan-akan hidup aku tinggal sebentar lagi tinggal menunggu waktu kapan dia akan membunuhku, jujur bukan ini yang aku mau, aku hanya ingin dapat mengenal dia sebagai kakak yang aku sayang seperti dulu, bukan seorang adit yang seperti ini aku benci dia yang begini.." jawabnya, kali ini dengan tatapan yang sungguh tak bisa ku baca, dia marah, sedih. aku turut larut dalam kesedihannya.
"aku sungguh ingin melupakannya, tapi bayang kebaikannya selalu mengahmpiri diriku, dia yang mampu membangunkan ku di kala aku jatuh kini malah menjatuhkanku ke lubang yang lebih dalam dari lubang yang sebelumnya pernah ku jatuhi. tapi aku bersyukur mata ku sudah terbuka sebelum dia benar-benar membuatku hancur, sungguh kini aku merasa bebas tak ada lagi yang mengikat hatiku .. hanya saja tatapan dia yang tak pernah bisa ku hindari ." lanjutnya sambil menatap ku lalu menoleh kembali pada lelaki itu. iya membelai wajah lelaki itu lalu mulai berdiri dan mendekatiku .. "
"berhati-hatilah terhadap lelaki seperti dia. jangan pernah tertipu oleh wajah malaikat namun berhati iblis." ucapnya kepadaku sambil tersenyum pahit.
"siapa namamu? apa kau akan meninggalkannya disini?" tanyaku ..
"aku permata mardianti, ya, aku akan meninggalkannya. biarkan lelaki itu disini mati hati, batin, jiwa serta fikiran.. apa yang bisa dilakukan oleh pengendali boneka jika dia sudah kalah dalam permainannya sendiri? BUNUH DIRI! hahhaha" tawanyaa sambil berjalan pergi.
"tapi apakah benar kau tak lagi ingin membantunya?? aku yakin walau kau membencinya tapi dihatimu masih tersisa sedikit perasaan kasihan terhadapnya." ucapku tanpa sadar.
dia menoleh lagi pada ku kini dengan mata yang menerawang jauh, dia menatap langit yang sama sekali tak bersinar, "kau tahu? aku tak pernah merasa seperti ini sebelumnya, dia yang membuat ku mengucapkan kata 'i love you' namun, dia juga yang sudah membuat ku berkata 'HE JUST FU*KING BOY' , aku masih menyimpan sedikit perasaan terhadapnya tapi sepertinya rasa untuk membantunya sudah tak ada lagi dihatiku." ujarnya .. "lebih baik kau pulang daripada kau terus menerus disana hanya diam dan menatapnya, apa yang telah terjadi takkan mungkin lagi bisa diperbaiki dan biarkan dia mati karena pengendali boneka seperti dia memang pantas untuk mati." lanjutnya dengan tertawa ..
aku menatap lelaki itu sekali lagi, memperhatikan wajahnya yang tidak terlalu jelas. aku yakin dia baik tapi hanya karena pengaruh temannya dia bisa berubah jahat seperti apa yang dikatakan permata? sungguh keterlaluan ..
aku membalikkan badan ku, hendak beranjak pergi dari tempat itu. baru selangkah aku melangkahkan kaki terdengar suara orang berkata "maaf" dengan suara yang sangat lirih .. ketika aku menolehkan kepalaku kearah belakang, mata orang itu sudah tertutup rapat dan tak ada satu gerakan pun yang terlihat pada dirinya. dia mati. mati hati, mati jiwa, mati akal.. mungkin yang permata katakan adalah benar adanya .. 'pengendali boneka seperti dia memang pantas untuk mati' ...

*THE END*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar