Senin, 28 Juni 2010

AKHIR DARI PENANTIAN by PMD

Aku bertemu dengannya sekitar 5 tahun yang lalu. aku bertemu dengannya saat ku bermain di taman bersama dengan salah satu teman ku. kejadian itu bermula saat aku bermain masak-masakan dengan teman ku itu. aku dan teman ku yang saat itu sedang asyik bermain tak menyadari ada bola basket yang datang menuju ke arah ku.

BBHHUUKK
Bola itu sukses mendarat di kepala ku. Aku menangis sejadi-jadinya. Akhirnya salah satu dari yang bermain basket itu menghampiri ku.
"Maaf ya, aku ga sengaja. sakit ga?" katanya sambil mengusap-usap kepala ku, ia pun tersenyum dan pergi. aku berhenti menangis saat itu juga, tak henti-hentinya ku pandangi punggung laki-laki itu.

"siapa dia?" tanya ku kepada teman ku itu
"Sepertinya dia anak SMP yang tinggal di blok sebelah" jawab teman ku itu, aku pun tersenyum mendengarnya.

itulah awal dari semuanya.
sejak saat itu, aku rajin bermain di taman, hanya untuk melihat dia bermain basket. aku menyukai dia sejak awal ku bertemu dengannya. aku menyukainya saat ia bermain basket. aku menyukai senyumnya.
aku menyukai semua yang ada di dirinya.

tapi, ke bahagian ku tak bertahan lama. setelah ku lulus SD ia menghilang, tak pernah ku melihatnya bermain basket lagi. ingin ku tanya pada teman-teman yang sering bermain basket bersamanya. tapi, aku malu.

takdir berkata lain. saat ku duduk di bangu kelas 3 SMP. aku melihat dia di sekolah ku. ia seperti sedang bercakap-cakap dengan salah satu guru di sekolah ku. aku mulai menemukan titik terang. ku mulai mencari tau tentang dia. dan akhirnya aku mendapatkan namanya. 'SOTA' itulah namanya.

sekarang aku sudah SMA. kali ini ku memilih SMA yg sama dengannya. aku ingin dia mengetahui keberadaan ku. ternyata tak susah untuk berteman dengannya, dia masih mengingat peristiwa 5 tahun lalu. bahkan ia juga ingat klo aku sering memperhatikannya dulu. aku senang karena kami berdua sangat akrab.

suatu hari. saat pelajaran olahraga anak laki-laki di kelas ku asyik bermain basket sedangkan yang perempuan hanya duduk-duduk melihat anak laki-laki bermain. mungkin saat itu dewi fortuna tidak berpihak pada ku.

BBHHUUKK
Lagi-lagi sebuah bola mendarat tepat di kepala ku, na'as yang kali ini terlalu keras hingga kepala ku membentur aspal. darah mulai mengalir dari kepala ku dan ku tak sadarkan diri.
aku terbaring di ruang UGD rumah sakit. kata dokter luka ku tak parah jadi aku boleh pulang hari itu juga.

besoknya aku memaksakan diri untuk masuk sekolah hanya karena satu alasan aku ingin bertemu dia dan menceritakan yang ku alami kemari. aku mencarinya di kelas, di kantin, dan tempat yang biasa ia datangi tapi nihil.
aku memutuskan untuk kembali ke kelas ku dan menemui nya saat pulang sekolah lain. tetapi, tanpa sengaja aku melihatnya bersama dengan salah satu temannya. sepertinya mereka berdua sedang membicarakan sesuatu. ada sesuatu yang menyuruh ku untuk menguping pembicaraan mereka.

"Gadis yang selalu bersama mu itu, kekasih mu ?" tanya temannya itu
"Hah ?! kau bercanda tak mungkin aku memiliki kekasih seperti itu. dia gadis yang merepotkan " jawab nya sambil tertawa
"Lalu, kenapa kau selalu baik padanya ? apa kau menanggap dia sebagai adik mu ?" tanya temannya lagi
" Tidak, jujur saja aku bersikap baik di depannya karena sepertinya dia menyukai ku. aku tak pernah menganggapnya siapa-siapa. lagi pula aku pernah membuatnya menangis 5 tahun yang lalu. sudah ya aku kembali ke kelas dulu."

Lutut ku lemas saat itu juga, aku tak bisa berkata apapun lagi. hanya air mata yang jatuh ke pipi ku. orang yang selama ini ku cintai, ternyata tak pernah menganggap ku. aku hanya sesuatu yang merepotkan untuknya. aku tak bisa mencerna semua kenyataan ini.

"Kau ? sedang apa di sini ?" tanyanya yang seperi orang bingung
secepat kilat ku hapus air mata ku, aku memaksa untuk tersenyum dan berkata "tidak, hanya kebetulan lewat saja. kkak dari mana saja ? aku mencari kkak kemana-mana. hhaahhaa "
"kepala mu kenapa ?" tanya nya lagi
"ah,, tidak apa-apa bukan sesuatu yg penting kkak tak usah mempedulikan aku. aku kan merepotkan" aku tersenyum dan pergi. baru beberapa langkah. kepala ku pusing dan aku tak sadarkan diri.

aku terbaring di ruang ICU. dengan peralatan yang menempel di seluruh tubuh ku. aku melihat ayah, ibu dan dia berbaris mengelilingi ranjang ku. mata ibu ku seperti menangis, ayah ku hanya bisa memeluk ibu ku dengan erat, dan dia,wajahnya seperti raut wajah penyesalan.

"ibu, aku kenapa ?" tanya ku lirih
"kau terkena pendarah otak nak, tapi sebentar lagi kau akan di operasi dan kau akan sehat" jawab ayahku
"benar itu ? hah, sepertinya aku akan mati. ayah boleh tinggalkan aku berdua saja dengan kak Sato " pinta ku. ayah dan ibu ku pun keluar dari ruangan itu.

"kakak. maafkan aku yang selama ini selalu merepotkan kakak, selalu menganggu hidup kakak. selalu membuat kakak malu. "
"apa maksud mu bicara seperti itu ?" tanyanya seakan tak mengerti
"Kakak tak perlu menutup-nutupi semuanya lagi. aku sudah tau semuanya. aku senang di sisa hidup ku ini aku pernah mengenal kakak. bahkan aku sampai mencintai kakak" kali ini air mata ku mulai menetes
"Maafkan aku, aku tak bermaksud seperti itu "
"Kakak, kakak tak perlu minta maaf, aku yang salah, aku yang berani Mencintai kakak... " nafas ku mulai tak karuan.
"AKU MENYAYANGI KAKAK SAMPAI KAPAN PUN......................................................................................................"

THE END
*ini hanya sebuah fiksi belaka*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 28 Juni 2010

AKHIR DARI PENANTIAN by PMD

Aku bertemu dengannya sekitar 5 tahun yang lalu. aku bertemu dengannya saat ku bermain di taman bersama dengan salah satu teman ku. kejadian itu bermula saat aku bermain masak-masakan dengan teman ku itu. aku dan teman ku yang saat itu sedang asyik bermain tak menyadari ada bola basket yang datang menuju ke arah ku.

BBHHUUKK
Bola itu sukses mendarat di kepala ku. Aku menangis sejadi-jadinya. Akhirnya salah satu dari yang bermain basket itu menghampiri ku.
"Maaf ya, aku ga sengaja. sakit ga?" katanya sambil mengusap-usap kepala ku, ia pun tersenyum dan pergi. aku berhenti menangis saat itu juga, tak henti-hentinya ku pandangi punggung laki-laki itu.

"siapa dia?" tanya ku kepada teman ku itu
"Sepertinya dia anak SMP yang tinggal di blok sebelah" jawab teman ku itu, aku pun tersenyum mendengarnya.

itulah awal dari semuanya.
sejak saat itu, aku rajin bermain di taman, hanya untuk melihat dia bermain basket. aku menyukai dia sejak awal ku bertemu dengannya. aku menyukainya saat ia bermain basket. aku menyukai senyumnya.
aku menyukai semua yang ada di dirinya.

tapi, ke bahagian ku tak bertahan lama. setelah ku lulus SD ia menghilang, tak pernah ku melihatnya bermain basket lagi. ingin ku tanya pada teman-teman yang sering bermain basket bersamanya. tapi, aku malu.

takdir berkata lain. saat ku duduk di bangu kelas 3 SMP. aku melihat dia di sekolah ku. ia seperti sedang bercakap-cakap dengan salah satu guru di sekolah ku. aku mulai menemukan titik terang. ku mulai mencari tau tentang dia. dan akhirnya aku mendapatkan namanya. 'SOTA' itulah namanya.

sekarang aku sudah SMA. kali ini ku memilih SMA yg sama dengannya. aku ingin dia mengetahui keberadaan ku. ternyata tak susah untuk berteman dengannya, dia masih mengingat peristiwa 5 tahun lalu. bahkan ia juga ingat klo aku sering memperhatikannya dulu. aku senang karena kami berdua sangat akrab.

suatu hari. saat pelajaran olahraga anak laki-laki di kelas ku asyik bermain basket sedangkan yang perempuan hanya duduk-duduk melihat anak laki-laki bermain. mungkin saat itu dewi fortuna tidak berpihak pada ku.

BBHHUUKK
Lagi-lagi sebuah bola mendarat tepat di kepala ku, na'as yang kali ini terlalu keras hingga kepala ku membentur aspal. darah mulai mengalir dari kepala ku dan ku tak sadarkan diri.
aku terbaring di ruang UGD rumah sakit. kata dokter luka ku tak parah jadi aku boleh pulang hari itu juga.

besoknya aku memaksakan diri untuk masuk sekolah hanya karena satu alasan aku ingin bertemu dia dan menceritakan yang ku alami kemari. aku mencarinya di kelas, di kantin, dan tempat yang biasa ia datangi tapi nihil.
aku memutuskan untuk kembali ke kelas ku dan menemui nya saat pulang sekolah lain. tetapi, tanpa sengaja aku melihatnya bersama dengan salah satu temannya. sepertinya mereka berdua sedang membicarakan sesuatu. ada sesuatu yang menyuruh ku untuk menguping pembicaraan mereka.

"Gadis yang selalu bersama mu itu, kekasih mu ?" tanya temannya itu
"Hah ?! kau bercanda tak mungkin aku memiliki kekasih seperti itu. dia gadis yang merepotkan " jawab nya sambil tertawa
"Lalu, kenapa kau selalu baik padanya ? apa kau menanggap dia sebagai adik mu ?" tanya temannya lagi
" Tidak, jujur saja aku bersikap baik di depannya karena sepertinya dia menyukai ku. aku tak pernah menganggapnya siapa-siapa. lagi pula aku pernah membuatnya menangis 5 tahun yang lalu. sudah ya aku kembali ke kelas dulu."

Lutut ku lemas saat itu juga, aku tak bisa berkata apapun lagi. hanya air mata yang jatuh ke pipi ku. orang yang selama ini ku cintai, ternyata tak pernah menganggap ku. aku hanya sesuatu yang merepotkan untuknya. aku tak bisa mencerna semua kenyataan ini.

"Kau ? sedang apa di sini ?" tanyanya yang seperi orang bingung
secepat kilat ku hapus air mata ku, aku memaksa untuk tersenyum dan berkata "tidak, hanya kebetulan lewat saja. kkak dari mana saja ? aku mencari kkak kemana-mana. hhaahhaa "
"kepala mu kenapa ?" tanya nya lagi
"ah,, tidak apa-apa bukan sesuatu yg penting kkak tak usah mempedulikan aku. aku kan merepotkan" aku tersenyum dan pergi. baru beberapa langkah. kepala ku pusing dan aku tak sadarkan diri.

aku terbaring di ruang ICU. dengan peralatan yang menempel di seluruh tubuh ku. aku melihat ayah, ibu dan dia berbaris mengelilingi ranjang ku. mata ibu ku seperti menangis, ayah ku hanya bisa memeluk ibu ku dengan erat, dan dia,wajahnya seperti raut wajah penyesalan.

"ibu, aku kenapa ?" tanya ku lirih
"kau terkena pendarah otak nak, tapi sebentar lagi kau akan di operasi dan kau akan sehat" jawab ayahku
"benar itu ? hah, sepertinya aku akan mati. ayah boleh tinggalkan aku berdua saja dengan kak Sato " pinta ku. ayah dan ibu ku pun keluar dari ruangan itu.

"kakak. maafkan aku yang selama ini selalu merepotkan kakak, selalu menganggu hidup kakak. selalu membuat kakak malu. "
"apa maksud mu bicara seperti itu ?" tanyanya seakan tak mengerti
"Kakak tak perlu menutup-nutupi semuanya lagi. aku sudah tau semuanya. aku senang di sisa hidup ku ini aku pernah mengenal kakak. bahkan aku sampai mencintai kakak" kali ini air mata ku mulai menetes
"Maafkan aku, aku tak bermaksud seperti itu "
"Kakak, kakak tak perlu minta maaf, aku yang salah, aku yang berani Mencintai kakak... " nafas ku mulai tak karuan.
"AKU MENYAYANGI KAKAK SAMPAI KAPAN PUN......................................................................................................"

THE END
*ini hanya sebuah fiksi belaka*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar