Senin, 28 Juni 2010

AKHIR DARI PENANTIAN by PMD

Aku bertemu dengannya sekitar 5 tahun yang lalu. aku bertemu dengannya saat ku bermain di taman bersama dengan salah satu teman ku. kejadian itu bermula saat aku bermain masak-masakan dengan teman ku itu. aku dan teman ku yang saat itu sedang asyik bermain tak menyadari ada bola basket yang datang menuju ke arah ku.

BBHHUUKK
Bola itu sukses mendarat di kepala ku. Aku menangis sejadi-jadinya. Akhirnya salah satu dari yang bermain basket itu menghampiri ku.
"Maaf ya, aku ga sengaja. sakit ga?" katanya sambil mengusap-usap kepala ku, ia pun tersenyum dan pergi. aku berhenti menangis saat itu juga, tak henti-hentinya ku pandangi punggung laki-laki itu.

"siapa dia?" tanya ku kepada teman ku itu
"Sepertinya dia anak SMP yang tinggal di blok sebelah" jawab teman ku itu, aku pun tersenyum mendengarnya.

itulah awal dari semuanya.
sejak saat itu, aku rajin bermain di taman, hanya untuk melihat dia bermain basket. aku menyukai dia sejak awal ku bertemu dengannya. aku menyukainya saat ia bermain basket. aku menyukai senyumnya.
aku menyukai semua yang ada di dirinya.

tapi, ke bahagian ku tak bertahan lama. setelah ku lulus SD ia menghilang, tak pernah ku melihatnya bermain basket lagi. ingin ku tanya pada teman-teman yang sering bermain basket bersamanya. tapi, aku malu.

takdir berkata lain. saat ku duduk di bangu kelas 3 SMP. aku melihat dia di sekolah ku. ia seperti sedang bercakap-cakap dengan salah satu guru di sekolah ku. aku mulai menemukan titik terang. ku mulai mencari tau tentang dia. dan akhirnya aku mendapatkan namanya. 'SOTA' itulah namanya.

sekarang aku sudah SMA. kali ini ku memilih SMA yg sama dengannya. aku ingin dia mengetahui keberadaan ku. ternyata tak susah untuk berteman dengannya, dia masih mengingat peristiwa 5 tahun lalu. bahkan ia juga ingat klo aku sering memperhatikannya dulu. aku senang karena kami berdua sangat akrab.

suatu hari. saat pelajaran olahraga anak laki-laki di kelas ku asyik bermain basket sedangkan yang perempuan hanya duduk-duduk melihat anak laki-laki bermain. mungkin saat itu dewi fortuna tidak berpihak pada ku.

BBHHUUKK
Lagi-lagi sebuah bola mendarat tepat di kepala ku, na'as yang kali ini terlalu keras hingga kepala ku membentur aspal. darah mulai mengalir dari kepala ku dan ku tak sadarkan diri.
aku terbaring di ruang UGD rumah sakit. kata dokter luka ku tak parah jadi aku boleh pulang hari itu juga.

besoknya aku memaksakan diri untuk masuk sekolah hanya karena satu alasan aku ingin bertemu dia dan menceritakan yang ku alami kemari. aku mencarinya di kelas, di kantin, dan tempat yang biasa ia datangi tapi nihil.
aku memutuskan untuk kembali ke kelas ku dan menemui nya saat pulang sekolah lain. tetapi, tanpa sengaja aku melihatnya bersama dengan salah satu temannya. sepertinya mereka berdua sedang membicarakan sesuatu. ada sesuatu yang menyuruh ku untuk menguping pembicaraan mereka.

"Gadis yang selalu bersama mu itu, kekasih mu ?" tanya temannya itu
"Hah ?! kau bercanda tak mungkin aku memiliki kekasih seperti itu. dia gadis yang merepotkan " jawab nya sambil tertawa
"Lalu, kenapa kau selalu baik padanya ? apa kau menanggap dia sebagai adik mu ?" tanya temannya lagi
" Tidak, jujur saja aku bersikap baik di depannya karena sepertinya dia menyukai ku. aku tak pernah menganggapnya siapa-siapa. lagi pula aku pernah membuatnya menangis 5 tahun yang lalu. sudah ya aku kembali ke kelas dulu."

Lutut ku lemas saat itu juga, aku tak bisa berkata apapun lagi. hanya air mata yang jatuh ke pipi ku. orang yang selama ini ku cintai, ternyata tak pernah menganggap ku. aku hanya sesuatu yang merepotkan untuknya. aku tak bisa mencerna semua kenyataan ini.

"Kau ? sedang apa di sini ?" tanyanya yang seperi orang bingung
secepat kilat ku hapus air mata ku, aku memaksa untuk tersenyum dan berkata "tidak, hanya kebetulan lewat saja. kkak dari mana saja ? aku mencari kkak kemana-mana. hhaahhaa "
"kepala mu kenapa ?" tanya nya lagi
"ah,, tidak apa-apa bukan sesuatu yg penting kkak tak usah mempedulikan aku. aku kan merepotkan" aku tersenyum dan pergi. baru beberapa langkah. kepala ku pusing dan aku tak sadarkan diri.

aku terbaring di ruang ICU. dengan peralatan yang menempel di seluruh tubuh ku. aku melihat ayah, ibu dan dia berbaris mengelilingi ranjang ku. mata ibu ku seperti menangis, ayah ku hanya bisa memeluk ibu ku dengan erat, dan dia,wajahnya seperti raut wajah penyesalan.

"ibu, aku kenapa ?" tanya ku lirih
"kau terkena pendarah otak nak, tapi sebentar lagi kau akan di operasi dan kau akan sehat" jawab ayahku
"benar itu ? hah, sepertinya aku akan mati. ayah boleh tinggalkan aku berdua saja dengan kak Sato " pinta ku. ayah dan ibu ku pun keluar dari ruangan itu.

"kakak. maafkan aku yang selama ini selalu merepotkan kakak, selalu menganggu hidup kakak. selalu membuat kakak malu. "
"apa maksud mu bicara seperti itu ?" tanyanya seakan tak mengerti
"Kakak tak perlu menutup-nutupi semuanya lagi. aku sudah tau semuanya. aku senang di sisa hidup ku ini aku pernah mengenal kakak. bahkan aku sampai mencintai kakak" kali ini air mata ku mulai menetes
"Maafkan aku, aku tak bermaksud seperti itu "
"Kakak, kakak tak perlu minta maaf, aku yang salah, aku yang berani Mencintai kakak... " nafas ku mulai tak karuan.
"AKU MENYAYANGI KAKAK SAMPAI KAPAN PUN......................................................................................................"

THE END
*ini hanya sebuah fiksi belaka*

*panggil aku YUMI*

kenyataan itu memang menyakitkan,

musim semi tahun lalu, aku resmi menjadi murid sma. tak ada yang istimewa, semuanya sama saja dengan di smp dulu. belajar, istirahat, belajar, rutinitas yang biasa di lakukan anak sekolah bukan ? aku merasa hidup ku amat sangat membosankan. huft,,
pagi itu , aku ke sekolah dengan malasnya. hingga aku bertemu dengannya di gerbang sekolah, jujur saja aku tak tau dia siapa. tapi, senyumnya cukup membuat ku terpesona dalam beberapa detik. sejak saat itu aku mulai penasaran dengannya. akhirnya kesempatan itu datang, salah seorang temanku mengenalkan ku padanya.
"Yumi...Ayane Fuyumi " kata ku
dia pun membalasnya sambil tersenyum" mizuki... mizuki habara"
sejak saat itu aku cukup dekat dengannya dan ku rasa aku mulai menyukainya.

"Ayane..." panggil mizuki
"harus berapa kali ku bilang panggil aku yumi. jangan panggil aku ayane.." kata ku
"memangnya kenapa, aku lebih suka memanggil mu ayane dari pada yumi " belanya
" tapi, aku tak suka... nama itu terdengar asing di telinga ku " kata ku sambil berlalu

satu hal yang ku tak suka darinya, ia masih memanggil ku dengan nama depan ku. katanya sich terdengar lebih bagus. entahlah aku juga tak mengerti..

semakin hari, semakin ku melihatnya, semakin ku bersamanya. semakin ku tau.. klo aku benar-benar menyukainya sekarang.
akhirnya, kuputuskan untuk menceritakan semuanya kepada salah seorang teman ku yang kebetulan juga temannya mizuki.
"Kenta, Sepertinya aku menyukai mizuki " kata ku
"sudah ku duga kau menyukainya " katanya dengan gaya sok tau
" jadi, kau sudah tau..?" tanya ku bingung
" aku ini teman mu dan teman mizuki, kau salah sangka jika ku tak tau apapun. lalu kau ingin aku membantu mu bukan ?" aku mengangguk pelan
"haahhaaa,,, kau itu gadis yang polos ya.serahkan saja pada ku "

kenta pun membantu ku untuk mendekati mizuki. aku senang mempunyai teman yang baik seperti kenta. tapi, sesuatu memang tak selalu sesuai harapan.
"Yumi.." panggil kenta
"Ya, ada apa ?"
" ada yang ingin ku bicarakan dengan mu " kali ini tatapan kenta terlihat begitu serius
" kenta.."
"Yumi.. baca ini.. ini sms asli dari mizuki." kenta memberikan handphone nya pada ku
.isi sms nya adalah...
ga mungkin aku menjadikannya sebagai kekasih ku, aku tak mau menyakitinya klo aku maksain untuk menjadi kekasihnya
aku terdiam, dengan terus mengenggam handphone kenta. pikiran benar-benar berantakan saat itu. ingin ku menangis, tapi tak bisa. ingin ku teriak, tapi mulut ku seakan terkunci. ingin ku berlari. tapi, kaki ku terasa mengeras.
"Yumi, kau baik-baik saja ?" tanya kenta
"Iyahh.. aku tak apa-apa .terima kasih sudah membantu." aku pun pergi meninggalkan kenta.

semua ini belum berakhir.. aku bertemu mizuki di jalan, aku tak tau, ekspresi apa yang harus ku lihatkan padanya.. akhirnya aku sendiri tak bisa menutupi rasa sedih ku.
"Ayane, ada apa ?" tanya mizuki
"Terima kasih mizuki, ku tau kau baik, kau tak ingin menyakiti hati ku bukan, cinta yang di paksakan memang menyakitkan. aku akan selalu berdoa untuk mu " kata ku sambil tersenyum dan pergi
kurasa mizuki tau apa maksud ku, karena baru beberapa langkah aku pergi. aku mendengar mizuki berkata.
"Terima kasih, atas perhatian mu selama ini kepada ku. aku akan selalu berdoa untuk mu agar kau bahagia. aku akan selalu menganggap mu sebagai teman. YUMI MAAFKAN AKU. KURASA INI YANG TERBAIK UNTUK KAU DAN AKU. "
Aku terdiam terpaku mendengarnya, kenapa ? kenapa harus di saat terakhir ia memanggil ku YUMI, di saat semuanya telah hilang.. kenapa aku harus mengetahui semuanya..?
Air mata ku mengalir... dalam tangisan ku, aku berusaha mengatakan.
"SELAMAT TINGGAL, TERIMA KASIH..AKU MENYAYANGI MU " aku berlari meninggalkannya.

maafkan aku yang telah berani memasuki kehidupan mu, menganggu mu, dan mencintai mu. terima kasih kau telah mengatakan semuanya sebelum terlambat, kau memang baik. aku hargai semua yang kau ucapkan pada ku saat itu. terima kasih karena kau telah memanggil nama ku sesuai dengan yang ku mau. aku senang kau memanggil ku dengan nama itu. mungkin kau dan aku tak akan seperti dulu lagi, aku tak akan mendekati mu lagi. ku harap kau akan bahagia. terima kasih

*cerita ini hanya fiktif belaka*

Jumat, 11 Juni 2010

matilah kau pengendali cinta = pengendali boneka

wahai kau pengendali boneka, ku harap kau dapat pergi dengan tenang, semoga kau kan abadi bersama para boneka yang mengabdi padamu dan semoga kau dapat mencari kebahagiaan mu sendiri :)

by : dowindha pravitri


hmm , aku berjalan di sebuah jalan yang sepi dan berbatu. fikiran ku melayang entah kemana, saat itu aku menatap langit yang sedang tak besahabat, aku melihat awan mengulum hitam dan matahari terasa malu-malu hingga menyembunyikan sinarnya di balik awan hitam. sesuatu berwarna putih menyambar-nyambar di atas kepala ku bagai langit yang terdengar murka.
yang ku tau saat itu bukan malam dan aku pun tau tak ada satu titik air pun yang turun membasahi tanah. sungguh aneh, saat aku tersadar aku sudah terlalu jauh berjalan tanpa arah.. aku merasakan ada sesuatu yang menatapku dari arah belakang, ketika ku membalikkan tubuh untuk melihat ada apa dibelakangku yang kulihat hanya sesosok lelaki yang tersungkur jatuh di jalan bebatuan itu, aku mengahmpirinya berniat untuk membantu dan menolongnya. tapi ketika ku menatap dia, tubuhnya sama sekali tak bergerak bagai manusia yang sudah tak bernyawa tapi matanya menatap ku seakan berkata 'tolong aku', mata itu masih bisa terbaca olehku, berarti dia masih hidup ! tetapi wajahnya sama sekali tak bisa ku lihat, karena langit yang gelap dan jalan yang kosong semakin terlihat sepi dan tak memungkinkan aku dapat mengenali wajahnya..
aku mengamati sosok orang itu, aku bingung ingin membantu apa. 'apa yang harus ku perbuat??' fikirku bingung. ketika kusadari ada seorang gadis sebaya denganku yang sedang menggenggam tangan lelaki itu, 'ya ampun, segelap itukah tempat ini sampai-sampai aku tak dapat melihat ada gadis disebelahnya?' batinku bertanya. tapi kurasa ada yang aneh dengan gadis itu, 'mengapa dia hanya menatap lelaki itu tanpa menolongnya atau membantunya untuk bangun dari tempat gelap ini? apa dia berfikiran sama dengan ku? mengapa dia tak menangis bukan kah lelaki ini adalah kekasihnya?' fikir batin ku lagi untuk yang kesekian kali. satu yang ku yakin dari sosok lelaki ini, dia mati hati dan mati batin tapi dia tidak mati jiwa .. jiwanya masih menyatu dengan raga tapi mengapa dia tidak bisa bangkit? hanya ada 2 kemungkinan, kemungkinan yang pertama adalah : dia mati hati dan mati batin hingga tak bisa berfikir lagi, otaknya tak mampu menahan segala beban .. kemungkinan yang kedua adalah : dia terkena karma atas segala perbuatan yang telah dia lakukan selama hidupnya .. tapi apa yang dia perbuat hingga dia terkena karma ??
akhirnya pertanyaan hatiku tak dapat lagi bisa ku bendung, aku menatap gadis itu dan bertanya ..
"apa yang tejadi padanya? mengapa kau tak menolongnya?" tanyaku padanya ..
"dia mati atas segala kesalahannya, biarkan saja dia seperti ini. percuma aku menolongnya, tapi dia tak pernah sekali pun melihatku." jawabnya, seraya membalikkan tubuhnya hanya untuk menatapku. 'oh ya tuhan, cantik sekali gadis ini' fikir ku dalam hati.
"apa yang telah diperbuatnya hingga kau mebencinya?" tanya ku lagi.
"aku? membencinya? tidak, dia lah yang membenciku, haha" dia berhenti berbicara dan tertawa, lalu melanjutkan ceritanya "dia dulu baik pada ku sangat baik, hingga membuatku jatuh cinta padanya, tapi isi hati seseorang mana ada yang tau. hati yang baik bisa menjadi jahat dan yang jahat sekalipun bisa menjadi sangat baik, dan dia salah satu tipe lelaki yang berhati baik tapi menjadi jahat karena pengaruh temannya. tak pernah kusangka bahwa dia menganggapku boneka. aku dipermainkan, aku ada disampingnya hanya untuk di maki dan di benci." jawabnya dengan tatapan yang kosong mengarah ke tanah ..
"mengapa kamu mau dijadikan boneka?" tanya ku sekali lagi.
"aku tak mengerti, mungkin cinta lah yang sudah membutakan mata hati ku, sungguh aku menyesal. aku lebih senang dia yang seperti ini tak bisa memaki ku lagi dan aku tak akan di persalahkan lagi karena sudah hadir di hidupnya. aku tak ingin dendam, tapi dia yang membuat ku dendam, setiap aku menatap matanya selalu saja aku merasa seakan-akan hidup aku tinggal sebentar lagi tinggal menunggu waktu kapan dia akan membunuhku, jujur bukan ini yang aku mau, aku hanya ingin dapat mengenal dia sebagai kakak yang aku sayang seperti dulu, bukan seorang adit yang seperti ini aku benci dia yang begini.." jawabnya, kali ini dengan tatapan yang sungguh tak bisa ku baca, dia marah, sedih. aku turut larut dalam kesedihannya.
"aku sungguh ingin melupakannya, tapi bayang kebaikannya selalu mengahmpiri diriku, dia yang mampu membangunkan ku di kala aku jatuh kini malah menjatuhkanku ke lubang yang lebih dalam dari lubang yang sebelumnya pernah ku jatuhi. tapi aku bersyukur mata ku sudah terbuka sebelum dia benar-benar membuatku hancur, sungguh kini aku merasa bebas tak ada lagi yang mengikat hatiku .. hanya saja tatapan dia yang tak pernah bisa ku hindari ." lanjutnya sambil menatap ku lalu menoleh kembali pada lelaki itu. iya membelai wajah lelaki itu lalu mulai berdiri dan mendekatiku .. "
"berhati-hatilah terhadap lelaki seperti dia. jangan pernah tertipu oleh wajah malaikat namun berhati iblis." ucapnya kepadaku sambil tersenyum pahit.
"siapa namamu? apa kau akan meninggalkannya disini?" tanyaku ..
"aku permata mardianti, ya, aku akan meninggalkannya. biarkan lelaki itu disini mati hati, batin, jiwa serta fikiran.. apa yang bisa dilakukan oleh pengendali boneka jika dia sudah kalah dalam permainannya sendiri? BUNUH DIRI! hahhaha" tawanyaa sambil berjalan pergi.
"tapi apakah benar kau tak lagi ingin membantunya?? aku yakin walau kau membencinya tapi dihatimu masih tersisa sedikit perasaan kasihan terhadapnya." ucapku tanpa sadar.
dia menoleh lagi pada ku kini dengan mata yang menerawang jauh, dia menatap langit yang sama sekali tak bersinar, "kau tahu? aku tak pernah merasa seperti ini sebelumnya, dia yang membuat ku mengucapkan kata 'i love you' namun, dia juga yang sudah membuat ku berkata 'HE JUST FU*KING BOY' , aku masih menyimpan sedikit perasaan terhadapnya tapi sepertinya rasa untuk membantunya sudah tak ada lagi dihatiku." ujarnya .. "lebih baik kau pulang daripada kau terus menerus disana hanya diam dan menatapnya, apa yang telah terjadi takkan mungkin lagi bisa diperbaiki dan biarkan dia mati karena pengendali boneka seperti dia memang pantas untuk mati." lanjutnya dengan tertawa ..
aku menatap lelaki itu sekali lagi, memperhatikan wajahnya yang tidak terlalu jelas. aku yakin dia baik tapi hanya karena pengaruh temannya dia bisa berubah jahat seperti apa yang dikatakan permata? sungguh keterlaluan ..
aku membalikkan badan ku, hendak beranjak pergi dari tempat itu. baru selangkah aku melangkahkan kaki terdengar suara orang berkata "maaf" dengan suara yang sangat lirih .. ketika aku menolehkan kepalaku kearah belakang, mata orang itu sudah tertutup rapat dan tak ada satu gerakan pun yang terlihat pada dirinya. dia mati. mati hati, mati jiwa, mati akal.. mungkin yang permata katakan adalah benar adanya .. 'pengendali boneka seperti dia memang pantas untuk mati' ...

*THE END*

Senin, 28 Juni 2010

AKHIR DARI PENANTIAN by PMD

Aku bertemu dengannya sekitar 5 tahun yang lalu. aku bertemu dengannya saat ku bermain di taman bersama dengan salah satu teman ku. kejadian itu bermula saat aku bermain masak-masakan dengan teman ku itu. aku dan teman ku yang saat itu sedang asyik bermain tak menyadari ada bola basket yang datang menuju ke arah ku.

BBHHUUKK
Bola itu sukses mendarat di kepala ku. Aku menangis sejadi-jadinya. Akhirnya salah satu dari yang bermain basket itu menghampiri ku.
"Maaf ya, aku ga sengaja. sakit ga?" katanya sambil mengusap-usap kepala ku, ia pun tersenyum dan pergi. aku berhenti menangis saat itu juga, tak henti-hentinya ku pandangi punggung laki-laki itu.

"siapa dia?" tanya ku kepada teman ku itu
"Sepertinya dia anak SMP yang tinggal di blok sebelah" jawab teman ku itu, aku pun tersenyum mendengarnya.

itulah awal dari semuanya.
sejak saat itu, aku rajin bermain di taman, hanya untuk melihat dia bermain basket. aku menyukai dia sejak awal ku bertemu dengannya. aku menyukainya saat ia bermain basket. aku menyukai senyumnya.
aku menyukai semua yang ada di dirinya.

tapi, ke bahagian ku tak bertahan lama. setelah ku lulus SD ia menghilang, tak pernah ku melihatnya bermain basket lagi. ingin ku tanya pada teman-teman yang sering bermain basket bersamanya. tapi, aku malu.

takdir berkata lain. saat ku duduk di bangu kelas 3 SMP. aku melihat dia di sekolah ku. ia seperti sedang bercakap-cakap dengan salah satu guru di sekolah ku. aku mulai menemukan titik terang. ku mulai mencari tau tentang dia. dan akhirnya aku mendapatkan namanya. 'SOTA' itulah namanya.

sekarang aku sudah SMA. kali ini ku memilih SMA yg sama dengannya. aku ingin dia mengetahui keberadaan ku. ternyata tak susah untuk berteman dengannya, dia masih mengingat peristiwa 5 tahun lalu. bahkan ia juga ingat klo aku sering memperhatikannya dulu. aku senang karena kami berdua sangat akrab.

suatu hari. saat pelajaran olahraga anak laki-laki di kelas ku asyik bermain basket sedangkan yang perempuan hanya duduk-duduk melihat anak laki-laki bermain. mungkin saat itu dewi fortuna tidak berpihak pada ku.

BBHHUUKK
Lagi-lagi sebuah bola mendarat tepat di kepala ku, na'as yang kali ini terlalu keras hingga kepala ku membentur aspal. darah mulai mengalir dari kepala ku dan ku tak sadarkan diri.
aku terbaring di ruang UGD rumah sakit. kata dokter luka ku tak parah jadi aku boleh pulang hari itu juga.

besoknya aku memaksakan diri untuk masuk sekolah hanya karena satu alasan aku ingin bertemu dia dan menceritakan yang ku alami kemari. aku mencarinya di kelas, di kantin, dan tempat yang biasa ia datangi tapi nihil.
aku memutuskan untuk kembali ke kelas ku dan menemui nya saat pulang sekolah lain. tetapi, tanpa sengaja aku melihatnya bersama dengan salah satu temannya. sepertinya mereka berdua sedang membicarakan sesuatu. ada sesuatu yang menyuruh ku untuk menguping pembicaraan mereka.

"Gadis yang selalu bersama mu itu, kekasih mu ?" tanya temannya itu
"Hah ?! kau bercanda tak mungkin aku memiliki kekasih seperti itu. dia gadis yang merepotkan " jawab nya sambil tertawa
"Lalu, kenapa kau selalu baik padanya ? apa kau menanggap dia sebagai adik mu ?" tanya temannya lagi
" Tidak, jujur saja aku bersikap baik di depannya karena sepertinya dia menyukai ku. aku tak pernah menganggapnya siapa-siapa. lagi pula aku pernah membuatnya menangis 5 tahun yang lalu. sudah ya aku kembali ke kelas dulu."

Lutut ku lemas saat itu juga, aku tak bisa berkata apapun lagi. hanya air mata yang jatuh ke pipi ku. orang yang selama ini ku cintai, ternyata tak pernah menganggap ku. aku hanya sesuatu yang merepotkan untuknya. aku tak bisa mencerna semua kenyataan ini.

"Kau ? sedang apa di sini ?" tanyanya yang seperi orang bingung
secepat kilat ku hapus air mata ku, aku memaksa untuk tersenyum dan berkata "tidak, hanya kebetulan lewat saja. kkak dari mana saja ? aku mencari kkak kemana-mana. hhaahhaa "
"kepala mu kenapa ?" tanya nya lagi
"ah,, tidak apa-apa bukan sesuatu yg penting kkak tak usah mempedulikan aku. aku kan merepotkan" aku tersenyum dan pergi. baru beberapa langkah. kepala ku pusing dan aku tak sadarkan diri.

aku terbaring di ruang ICU. dengan peralatan yang menempel di seluruh tubuh ku. aku melihat ayah, ibu dan dia berbaris mengelilingi ranjang ku. mata ibu ku seperti menangis, ayah ku hanya bisa memeluk ibu ku dengan erat, dan dia,wajahnya seperti raut wajah penyesalan.

"ibu, aku kenapa ?" tanya ku lirih
"kau terkena pendarah otak nak, tapi sebentar lagi kau akan di operasi dan kau akan sehat" jawab ayahku
"benar itu ? hah, sepertinya aku akan mati. ayah boleh tinggalkan aku berdua saja dengan kak Sato " pinta ku. ayah dan ibu ku pun keluar dari ruangan itu.

"kakak. maafkan aku yang selama ini selalu merepotkan kakak, selalu menganggu hidup kakak. selalu membuat kakak malu. "
"apa maksud mu bicara seperti itu ?" tanyanya seakan tak mengerti
"Kakak tak perlu menutup-nutupi semuanya lagi. aku sudah tau semuanya. aku senang di sisa hidup ku ini aku pernah mengenal kakak. bahkan aku sampai mencintai kakak" kali ini air mata ku mulai menetes
"Maafkan aku, aku tak bermaksud seperti itu "
"Kakak, kakak tak perlu minta maaf, aku yang salah, aku yang berani Mencintai kakak... " nafas ku mulai tak karuan.
"AKU MENYAYANGI KAKAK SAMPAI KAPAN PUN......................................................................................................"

THE END
*ini hanya sebuah fiksi belaka*

*panggil aku YUMI*

kenyataan itu memang menyakitkan,

musim semi tahun lalu, aku resmi menjadi murid sma. tak ada yang istimewa, semuanya sama saja dengan di smp dulu. belajar, istirahat, belajar, rutinitas yang biasa di lakukan anak sekolah bukan ? aku merasa hidup ku amat sangat membosankan. huft,,
pagi itu , aku ke sekolah dengan malasnya. hingga aku bertemu dengannya di gerbang sekolah, jujur saja aku tak tau dia siapa. tapi, senyumnya cukup membuat ku terpesona dalam beberapa detik. sejak saat itu aku mulai penasaran dengannya. akhirnya kesempatan itu datang, salah seorang temanku mengenalkan ku padanya.
"Yumi...Ayane Fuyumi " kata ku
dia pun membalasnya sambil tersenyum" mizuki... mizuki habara"
sejak saat itu aku cukup dekat dengannya dan ku rasa aku mulai menyukainya.

"Ayane..." panggil mizuki
"harus berapa kali ku bilang panggil aku yumi. jangan panggil aku ayane.." kata ku
"memangnya kenapa, aku lebih suka memanggil mu ayane dari pada yumi " belanya
" tapi, aku tak suka... nama itu terdengar asing di telinga ku " kata ku sambil berlalu

satu hal yang ku tak suka darinya, ia masih memanggil ku dengan nama depan ku. katanya sich terdengar lebih bagus. entahlah aku juga tak mengerti..

semakin hari, semakin ku melihatnya, semakin ku bersamanya. semakin ku tau.. klo aku benar-benar menyukainya sekarang.
akhirnya, kuputuskan untuk menceritakan semuanya kepada salah seorang teman ku yang kebetulan juga temannya mizuki.
"Kenta, Sepertinya aku menyukai mizuki " kata ku
"sudah ku duga kau menyukainya " katanya dengan gaya sok tau
" jadi, kau sudah tau..?" tanya ku bingung
" aku ini teman mu dan teman mizuki, kau salah sangka jika ku tak tau apapun. lalu kau ingin aku membantu mu bukan ?" aku mengangguk pelan
"haahhaaa,,, kau itu gadis yang polos ya.serahkan saja pada ku "

kenta pun membantu ku untuk mendekati mizuki. aku senang mempunyai teman yang baik seperti kenta. tapi, sesuatu memang tak selalu sesuai harapan.
"Yumi.." panggil kenta
"Ya, ada apa ?"
" ada yang ingin ku bicarakan dengan mu " kali ini tatapan kenta terlihat begitu serius
" kenta.."
"Yumi.. baca ini.. ini sms asli dari mizuki." kenta memberikan handphone nya pada ku
.isi sms nya adalah...
ga mungkin aku menjadikannya sebagai kekasih ku, aku tak mau menyakitinya klo aku maksain untuk menjadi kekasihnya
aku terdiam, dengan terus mengenggam handphone kenta. pikiran benar-benar berantakan saat itu. ingin ku menangis, tapi tak bisa. ingin ku teriak, tapi mulut ku seakan terkunci. ingin ku berlari. tapi, kaki ku terasa mengeras.
"Yumi, kau baik-baik saja ?" tanya kenta
"Iyahh.. aku tak apa-apa .terima kasih sudah membantu." aku pun pergi meninggalkan kenta.

semua ini belum berakhir.. aku bertemu mizuki di jalan, aku tak tau, ekspresi apa yang harus ku lihatkan padanya.. akhirnya aku sendiri tak bisa menutupi rasa sedih ku.
"Ayane, ada apa ?" tanya mizuki
"Terima kasih mizuki, ku tau kau baik, kau tak ingin menyakiti hati ku bukan, cinta yang di paksakan memang menyakitkan. aku akan selalu berdoa untuk mu " kata ku sambil tersenyum dan pergi
kurasa mizuki tau apa maksud ku, karena baru beberapa langkah aku pergi. aku mendengar mizuki berkata.
"Terima kasih, atas perhatian mu selama ini kepada ku. aku akan selalu berdoa untuk mu agar kau bahagia. aku akan selalu menganggap mu sebagai teman. YUMI MAAFKAN AKU. KURASA INI YANG TERBAIK UNTUK KAU DAN AKU. "
Aku terdiam terpaku mendengarnya, kenapa ? kenapa harus di saat terakhir ia memanggil ku YUMI, di saat semuanya telah hilang.. kenapa aku harus mengetahui semuanya..?
Air mata ku mengalir... dalam tangisan ku, aku berusaha mengatakan.
"SELAMAT TINGGAL, TERIMA KASIH..AKU MENYAYANGI MU " aku berlari meninggalkannya.

maafkan aku yang telah berani memasuki kehidupan mu, menganggu mu, dan mencintai mu. terima kasih kau telah mengatakan semuanya sebelum terlambat, kau memang baik. aku hargai semua yang kau ucapkan pada ku saat itu. terima kasih karena kau telah memanggil nama ku sesuai dengan yang ku mau. aku senang kau memanggil ku dengan nama itu. mungkin kau dan aku tak akan seperti dulu lagi, aku tak akan mendekati mu lagi. ku harap kau akan bahagia. terima kasih

*cerita ini hanya fiktif belaka*

Jumat, 11 Juni 2010

matilah kau pengendali cinta = pengendali boneka

wahai kau pengendali boneka, ku harap kau dapat pergi dengan tenang, semoga kau kan abadi bersama para boneka yang mengabdi padamu dan semoga kau dapat mencari kebahagiaan mu sendiri :)

by : dowindha pravitri


hmm , aku berjalan di sebuah jalan yang sepi dan berbatu. fikiran ku melayang entah kemana, saat itu aku menatap langit yang sedang tak besahabat, aku melihat awan mengulum hitam dan matahari terasa malu-malu hingga menyembunyikan sinarnya di balik awan hitam. sesuatu berwarna putih menyambar-nyambar di atas kepala ku bagai langit yang terdengar murka.
yang ku tau saat itu bukan malam dan aku pun tau tak ada satu titik air pun yang turun membasahi tanah. sungguh aneh, saat aku tersadar aku sudah terlalu jauh berjalan tanpa arah.. aku merasakan ada sesuatu yang menatapku dari arah belakang, ketika ku membalikkan tubuh untuk melihat ada apa dibelakangku yang kulihat hanya sesosok lelaki yang tersungkur jatuh di jalan bebatuan itu, aku mengahmpirinya berniat untuk membantu dan menolongnya. tapi ketika ku menatap dia, tubuhnya sama sekali tak bergerak bagai manusia yang sudah tak bernyawa tapi matanya menatap ku seakan berkata 'tolong aku', mata itu masih bisa terbaca olehku, berarti dia masih hidup ! tetapi wajahnya sama sekali tak bisa ku lihat, karena langit yang gelap dan jalan yang kosong semakin terlihat sepi dan tak memungkinkan aku dapat mengenali wajahnya..
aku mengamati sosok orang itu, aku bingung ingin membantu apa. 'apa yang harus ku perbuat??' fikirku bingung. ketika kusadari ada seorang gadis sebaya denganku yang sedang menggenggam tangan lelaki itu, 'ya ampun, segelap itukah tempat ini sampai-sampai aku tak dapat melihat ada gadis disebelahnya?' batinku bertanya. tapi kurasa ada yang aneh dengan gadis itu, 'mengapa dia hanya menatap lelaki itu tanpa menolongnya atau membantunya untuk bangun dari tempat gelap ini? apa dia berfikiran sama dengan ku? mengapa dia tak menangis bukan kah lelaki ini adalah kekasihnya?' fikir batin ku lagi untuk yang kesekian kali. satu yang ku yakin dari sosok lelaki ini, dia mati hati dan mati batin tapi dia tidak mati jiwa .. jiwanya masih menyatu dengan raga tapi mengapa dia tidak bisa bangkit? hanya ada 2 kemungkinan, kemungkinan yang pertama adalah : dia mati hati dan mati batin hingga tak bisa berfikir lagi, otaknya tak mampu menahan segala beban .. kemungkinan yang kedua adalah : dia terkena karma atas segala perbuatan yang telah dia lakukan selama hidupnya .. tapi apa yang dia perbuat hingga dia terkena karma ??
akhirnya pertanyaan hatiku tak dapat lagi bisa ku bendung, aku menatap gadis itu dan bertanya ..
"apa yang tejadi padanya? mengapa kau tak menolongnya?" tanyaku padanya ..
"dia mati atas segala kesalahannya, biarkan saja dia seperti ini. percuma aku menolongnya, tapi dia tak pernah sekali pun melihatku." jawabnya, seraya membalikkan tubuhnya hanya untuk menatapku. 'oh ya tuhan, cantik sekali gadis ini' fikir ku dalam hati.
"apa yang telah diperbuatnya hingga kau mebencinya?" tanya ku lagi.
"aku? membencinya? tidak, dia lah yang membenciku, haha" dia berhenti berbicara dan tertawa, lalu melanjutkan ceritanya "dia dulu baik pada ku sangat baik, hingga membuatku jatuh cinta padanya, tapi isi hati seseorang mana ada yang tau. hati yang baik bisa menjadi jahat dan yang jahat sekalipun bisa menjadi sangat baik, dan dia salah satu tipe lelaki yang berhati baik tapi menjadi jahat karena pengaruh temannya. tak pernah kusangka bahwa dia menganggapku boneka. aku dipermainkan, aku ada disampingnya hanya untuk di maki dan di benci." jawabnya dengan tatapan yang kosong mengarah ke tanah ..
"mengapa kamu mau dijadikan boneka?" tanya ku sekali lagi.
"aku tak mengerti, mungkin cinta lah yang sudah membutakan mata hati ku, sungguh aku menyesal. aku lebih senang dia yang seperti ini tak bisa memaki ku lagi dan aku tak akan di persalahkan lagi karena sudah hadir di hidupnya. aku tak ingin dendam, tapi dia yang membuat ku dendam, setiap aku menatap matanya selalu saja aku merasa seakan-akan hidup aku tinggal sebentar lagi tinggal menunggu waktu kapan dia akan membunuhku, jujur bukan ini yang aku mau, aku hanya ingin dapat mengenal dia sebagai kakak yang aku sayang seperti dulu, bukan seorang adit yang seperti ini aku benci dia yang begini.." jawabnya, kali ini dengan tatapan yang sungguh tak bisa ku baca, dia marah, sedih. aku turut larut dalam kesedihannya.
"aku sungguh ingin melupakannya, tapi bayang kebaikannya selalu mengahmpiri diriku, dia yang mampu membangunkan ku di kala aku jatuh kini malah menjatuhkanku ke lubang yang lebih dalam dari lubang yang sebelumnya pernah ku jatuhi. tapi aku bersyukur mata ku sudah terbuka sebelum dia benar-benar membuatku hancur, sungguh kini aku merasa bebas tak ada lagi yang mengikat hatiku .. hanya saja tatapan dia yang tak pernah bisa ku hindari ." lanjutnya sambil menatap ku lalu menoleh kembali pada lelaki itu. iya membelai wajah lelaki itu lalu mulai berdiri dan mendekatiku .. "
"berhati-hatilah terhadap lelaki seperti dia. jangan pernah tertipu oleh wajah malaikat namun berhati iblis." ucapnya kepadaku sambil tersenyum pahit.
"siapa namamu? apa kau akan meninggalkannya disini?" tanyaku ..
"aku permata mardianti, ya, aku akan meninggalkannya. biarkan lelaki itu disini mati hati, batin, jiwa serta fikiran.. apa yang bisa dilakukan oleh pengendali boneka jika dia sudah kalah dalam permainannya sendiri? BUNUH DIRI! hahhaha" tawanyaa sambil berjalan pergi.
"tapi apakah benar kau tak lagi ingin membantunya?? aku yakin walau kau membencinya tapi dihatimu masih tersisa sedikit perasaan kasihan terhadapnya." ucapku tanpa sadar.
dia menoleh lagi pada ku kini dengan mata yang menerawang jauh, dia menatap langit yang sama sekali tak bersinar, "kau tahu? aku tak pernah merasa seperti ini sebelumnya, dia yang membuat ku mengucapkan kata 'i love you' namun, dia juga yang sudah membuat ku berkata 'HE JUST FU*KING BOY' , aku masih menyimpan sedikit perasaan terhadapnya tapi sepertinya rasa untuk membantunya sudah tak ada lagi dihatiku." ujarnya .. "lebih baik kau pulang daripada kau terus menerus disana hanya diam dan menatapnya, apa yang telah terjadi takkan mungkin lagi bisa diperbaiki dan biarkan dia mati karena pengendali boneka seperti dia memang pantas untuk mati." lanjutnya dengan tertawa ..
aku menatap lelaki itu sekali lagi, memperhatikan wajahnya yang tidak terlalu jelas. aku yakin dia baik tapi hanya karena pengaruh temannya dia bisa berubah jahat seperti apa yang dikatakan permata? sungguh keterlaluan ..
aku membalikkan badan ku, hendak beranjak pergi dari tempat itu. baru selangkah aku melangkahkan kaki terdengar suara orang berkata "maaf" dengan suara yang sangat lirih .. ketika aku menolehkan kepalaku kearah belakang, mata orang itu sudah tertutup rapat dan tak ada satu gerakan pun yang terlihat pada dirinya. dia mati. mati hati, mati jiwa, mati akal.. mungkin yang permata katakan adalah benar adanya .. 'pengendali boneka seperti dia memang pantas untuk mati' ...

*THE END*